Pengrajin Tahu se Indoneaia yang Tergabung dalam SPTI akan Menghadap Wantimpres

  • Bagikan

Edisi.Id,,Bogor- Pengrajin tahu se Indonesia diwakili para pengurus akan menghadap Dewan Pertimbangan Prersiden Mohamad Mardiono untuk bersilahturahmi dengan tujuan menyampaikan permasalahan yang sedang dihadapi para pengrajin Indonesia.

Sekjen Sadulur Pengrajin Tahun Indonesia SPTI Mohamad Sodiq mengatakan dalam pertemuan juga akan disampaikan dengan kondisi harga kedelai yang fluktuatif naik turun kisaran Rp 1100 – 1200 setiap Kg nya.
“Pengrajin tahu harus merogoh kocek sebesar 1,1 SD 1,3 juta rupiah setiap kwintalnya.”ujar Sodiq.

Ditambahkan, sedangkan anggota SPTI se-Jabotabek saja sekitar 230 pengrajin yang setiap hariembutuhkan sekitar 250 ton kedai setiap harinya.
“Kami berharap keluh kesah para
Pengrajin tahu ini dapat didengar langsung bapak Presiden Joko Widodo melalui Dewan Pertimbangan Presiden.” Ujarnya.

Moh Sodiq juga berharap pemerintah dapat melindungi pengrajin tahu trlebih di dalam suasana bencana Global Mendunia Covid 19 ini.
“Kalau mungkin pengelolaan bahan baku kedelai nantinya bisa kembali di kelola oleh pemerintah melalui Bulog misalnya.” papar Moh Sodiq.

Mohamad Sodiq sendiri dalam keseharinnya meproduksi tahu konsumsi juga dengan nama 568 dengan 19 orang karyawan setiap harinya menghabis 15 kwintal atau 1.5 Ton kedelai dan mempu memproduksi 10.000 tahu dengan ukuran kecil, sedang dan besar.

“Harga sebutirnya Rp 2300,2500 dan Rp 600 @butirnya,” jelas Sodiq.

Saat ini yang bekerja di pabrik tahun 568 sebanyak 20 orang yang berasal satu daerah di Purbalingga .

Ketika dijumpai di kediamannya di bilangan kampung Pisang,Karadenan,Ciibinong Bogor,Mohamad Mohamad Sodiq tengah asyik berbincang bincang dengan sejumlah karyawannya sambil menunggu buka puasa.

“Seperti inilah mas suasana di tempat kami bekerja, karena memang sebagian besar karyawan kami berasal dari satu daerah yang sama di Desa Langkap,kecamatan Kerta Negara, Purbalingga.” pungkasnya.(wismo)

  • Bagikan