Edisi.id – Untuk memperkuat tenaga Penyuluh KB di lini lapangan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) rekrut PPPK. Rekrutmen ini berlangsung beberapa gelombang. Pada gelombang pertama, test dilaksankan Senin, 11 Oktober 2021 di Kantor Pusat BKKBN Jl. Permata No.1 Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Sejak pagi ratusan peserta sudah antri untuk memasuki ruangan test. Meski harus menunggu cukup lama, peserta test tetap semangat mengikuti tahapan ujian. Mereka berharap kesempatan emas ini tidak lewat begitu saja. Apalagi sebagian dari mereka telah cukup lama bekerja sebagai Penyuluh KB di BKKBN. “Semoga saya lulus pada test ini,” ujar Sella salah satu peserta dari Kabupaten Bogor.
Selain Sella, harapan yang sama juga dilontarkan oleh peserta dari Kabupaten Bogor lainnya, Ade Sayuti. Dia yang telah bertugas sebagai Penyuluh KB selama bertahun-tahun sangat berharap nasibnya akan berubah jika lulus test PPPK. Maklum, selama bertugas di BKKBN dengan status Tenaga Penggerak Desa (TPD), kesejahteraannya sangat minim. Dengan menjadi PPPK dia berharap gajinya akan meningkat. “Penghasilan saya selama menjadi TPD sangat tidak memadai untuk menghidupi keluarga. Apalagi sekarang saya sudah menikah dan memiliki anak satu,” ceritanya.
Merekrut Penyuluh KB dengan status PPPK adalah solusi bagi BKKBN untuk memperkuat tenaga di lini lapangan. Saat ini, Penyuluh KB dengan status PNS di BKKBN sangat tidak berimbang dengan jumlah penduduk dan luas wilayah Indonesia. Di Kota Depok saja misalnya, jumlah Penyuluh KB PNS yang masih aktif kurang dari 20 orang, padahal mereka harus menjalankan program Bangga Kencana untuk penduduk Depok yang berjumlah 2 juta orang lebih./Naz