Edisi.id – Banyaknya Challenge berhadiah dengan syarat mengisi data pribadi secara tidak langsung tanpa disadari kita telah memberikan data pribadi dengan sukarela. Padahal data pribadi itu sangat berharga, bahkan sampai ada yang jual beli data pribadi di internet.
Data pribadi berupa informasi nama, umur, Kota, tempat tinggal didunia maya hanya seharga kaleng bekas. Padahal meskipun murah ternyata data pribadi yang telah kita berikan secara sukarela tadi bisa membuat kerugian yang super mahal jika tidak hati-hati dijaga. Kenapa bisa begitu?
Ternyata data pribadi yang tidak bisa kita jaga bisa dimanfaatin untuk kejahatan yang zaman sekarang sudah semakin canggih. Misalnya dengan tahu nama panggilan atau Kota-kota tempat tinggal, penjahat zaman sekarang bisa sok kenal dan meminta uang yang banyak.
Yang lebih ekstrem lagi, penjahat bisa memakai foto dan identitas kita untuk berpura-pura menjadi kita dan dipakai untuk menipu orang lain.
Ancaman terkait data pribadi tidak berhenti di diri kita masing-masing saja, tapi juga bisa dipakai menjadi senjata massal ke masyarakat, sebagai contoh yang terjadi di Amerika ketika ada skandal Facebook-Cambridge Analytica tahun 2016. Saat itu partai salah satu calon presiden Amerika mendapatkan data puluhan juta masyarakat Amerika agar tahu bagaimana pandangan politik warga Amerika saat itu. Dari pengetahuan itu mereka memanfaatkan sampai akhirnya sang calon Presiden bisa terpilih menjadi Presiden.
Dari contoh itu kita semua mengetahui saking berharganya data kita, ibarat saat ini bernilai seperti minyak dizaman sekarang, hal ini karena perusahaan-perusahaan yang maju tidak lepas dari bagaimana mereka bisa mengolah data-data konsumennya sehingga bisa menguntungkan perusahaan.
Oleh karena itu marilah kita jaga data pribadi kita meskipun saat ini kita sulit menghindari untuk tidak memberikan data pribadi kita.