DOA UNTUK ERIL

  • Bagikan

Oleh: Abdul Mutaqin
Pegiat literasi, Guru Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.

Edisi.id- SUDAH sepekan pencarian Eril –sapaan Emmeril Kahn Mumtadz– di sungai Aare, Bern, Swiss belum membuahkan hasil. Upaya pencarian masih terus dilakukan keluarga Eril. Demikian pula pihak-pihak berwenang Swiss.

Orang Swiss memang biasa rekreasi dengan berenang di Aare meskipun mereka tahu arusnya deras. Maka, insiden orang terseret arus deras Aare seperti yang dialami Eril kerap berulang.

Pada hari keempat pencarian Eril, beberapa media online memuat gambar Ridwan Kamil sedang berdiri menatap arus di tepi sungai Aare. Jangan tanya bagaimana perasaan Kang Emil berkecamuk saat itu. Sebab, lebih kurang, hati nurani yang jernih akan merasakan hal yang sama. Paling tidak mendekati perasaan Kang Emil.

Hanya saja, duka Kang Emil dan keluarganya seolah tidak berarti apa-apa bagi beberapa banyak netizen. Ada pemain kartu Tarot ikut turun gelanggang melempar opini khas zaman batu. Ia memanfaatkan musibah yang menimpa Eril sebagai objek ramalan.|

DI setiap generasi, keberadaan tukang ramal selalu mencuri peran. Bangsa Mesir Kuno menggunakan jasa peramal (Orakel) untuk meminta para dewa agar memberikan pengetahuan atau bimbingan. Orang Cina Kuno percaya ramalan Wu Ding bahwa akan ada bencana. Orang Babilonia percaya Daniel, seorang pemuda Yahudi yang dikirim ke pengasingan di Babilonia pada masa Raja Nebukadnezar II pada abad ke-6 SM yang meramal akan bangkitnya Alexander Agung. Orang Romawi percaya ramalan Spurinna yang meramal kematian Julius Caesar akan datang selambat-lambatnya pada Ides of March, tanggal 15 setiap bulan.

Hari ini, banyak orang percaya ramalan Nostradamus, peramal asal Perancis bagian selatan yang lahir pada 1503 di Saint Rémy de Provence, Bouches-du-Rhône, Perancis. Nostradamus pernah menulis buku berjudul _Les Propheties_ yang terbit untuk pertama kalinya pada 1555.

Nostradamus meramal banyak hal, dari masalah kebangkitan Adolf Hitler ke tampuk kekuasaan, Perang Dunia II dan pembunuhan Presiden AS JF Kennedy, hingga para ilmuwan Rusia dapat mengembangkan senjata biologis atau virus yang dapat mengubah manusia menjadi mayat hidup yang akan terjadi pada 2021 kemarin.

Orang banyak percaya, bahwa Pandemi COVID-19 yang merebak di awal Maret tiga tahun lalu sebagai permulaan “akurasi” ramalan Nostradamus tentang pandemi yang mengurangi populasi manusia yang terjadi pada tahun yang sama. Nostradamus juga memprediksikan bahwa pada tahun 2021, sebuah komet dapat menghantam bumi yang berpotensi menimbulkan gempa bumi dan bencana alam lainnya. Yang cukup menarik, Nostradamus juga meramalkan bahwa umat Islam akan memimpin dunia dengan menginvasi Eropa tanpa melakukan tindakan perang.|

PEMAIN kartu Tarot itu dinilai netizen tidak etis. Di saat keluarga Kang Emil sedih, bingung, khusyuk menggelar doa-doa dan munajat kepada Allah _subhanahu wa ta’ala_ karena musibah yang menimpa Eril nyaris membuat keluarga putus asa, ia mempublish ramalan khas isi kepala anak indigo. Dan, netizen meradang.

Ramalan memang bisa terbukti, bisa juga tidak, baik yang dimuntahkan dari mulut peramal kawakan sampai peramal bau kencur. Ramalan Nostradamus saja bisa meleset, apalagi baru sekelas pemain kartu Tarot. Akan tetapi, persoalannya bukan pada terbukti atau meleset sebuah ramalan, melainkan kepatuhan pada norma agama.

Bagi seorang muslim yang akidahnya lurus, ramalan hanyalah bak sampah yang menampung ocehan dukun. Ia tidak perlu dikais-kais untuk dipercaya. Bila dipercaya membawa pada konsekuensi teologis; syirik, shalatnya tidak diterima selama 40 hari, dan dianggap kafir pada apa yang diturunkan kepada Muhammad _shallallahu alaihi wa sallam_.

Pada kasus Eril, ramalan pemain kartu Tarot tentang hilangnya putra Gubernur Jawa Barat di sungai Aare, bukan saja persoalan teologi. Marahnya netizen lebih banyak karena alasan kemanusiaan. Ramalan itu dipandang menyakiti banyak orang yang mencintai Eril karena tidak mencerminkan empati dan melukai kemanusiaan. Secara tidak langsung, netizen ingin berkata kepada si peramal, _“Kami lebih butuh doa-doa dan munajat untuk keselamatan Eril daripada kartu Tarot!”_

Andaikata saya ikut percaya ramalan si peramal itu, kadar kesalahan saya lebih berat dari sekadar syirik. Sebab artinya, saya akan menanggung dosa syirik dan dosa kemanusiaan secara bersamaan.

Itulah makanya, tidak sedikit orang begitu alergi dengan segala jenis aktivitas yang membawa konsekuensi syirik. Apa saja, termasuk ajakan memainkan kartu keberuntungan dan nasihat di kedai kopi, di pos kamling, di forum arisan, atau di forum cendekiawan sekalipun. Meskipun pesannya baik, tapi kalau hanya untuk menasihati orang supaya sabar, sungguh-sungguh, rendah hati, dan sebagainya nasihat yang baik dengan sebuah kartu tebak-tebakan, berapa ratus ayat Al-Quran dan matan hadits yang mengajarkan hal itu? Mengapa merujuk pada kartu?|

ERIL dikenal sebagai sosok yang mahir berenang. Lepas dari Eril sudah tahu atau belum tentang sunnah bahwa seorang muslim dianjurkan mengajari anak-anak mereka kepandaian berenang, berkuda, dan memanah, kepandaian berenang Eril akan menjadi catatan amal salih saat ia berusaha mengatasi arus deras Aare. Apalagi, memelihara jiwa (_hifz al-nafs_)merupakan salah satu dari lima tujuan pokok syari’at di samping memelihara agama (_hifz al-din_), akal (_hifz al.’aql_), harta (_hifz al-maal_), dan memelihara keturunan (_hifz an-nasl_).

Masih belum pasti Eril selamat atau tidak. Sisi kemanusiaan kita berharap, sema ingin Eril selamat. Namun, bila saja takdir berkehendak lain, semoga Eril membawa pahala syahid orang yang tenggelam setelah ia berusaha sungguh-sungguh menyelamatkan jiwanya dari arus deras sungai Aare. Doa tulus untukmu, Eril.|

  • Bagikan