Genting!!! Cegah Stunting itu Penting

  • Bagikan

Edisi.id-BKKBN bersama mitra dari Komisi IX DPR RI terus melakukan sosialisasi percepatan penurunan Stunting di Daerah.

Sosialisasi dilakukan di Jl. K Gedung Arsip, Komplek Perumahan BPK Gerbang, II, Kel. Gandul Kec. Cinere Kota Depok, pada Jum’at, 18 November 2022.

Sosialisasi tersebut dihadiri Fajar Firdawati selaku Direktur Bina Pelayanan KB Wilayah Khusus BKKBN, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat Dr.Drs. Wahidin, M.Kes, Tenaga Ahli Edmon Johan, S.E mewakili Dra.Hj. Wenny Haryanto, S.H, Anggota Komisi IX DPR RI Dapil Jabar VI (Kota Depok-Kota Bekasi), Koordinator Kesejahteraan  dan Bina Keluarga Epi Ardini, S.Stp, M.A.B Dinas DP3AP2KB Kota Depok.

Sosialisasi dilakukan agar peserta mengetahui Mengapa penurunan angka stunting begitu penting ?

Jawabannya karena visi generasi emas tahun 2045 yaitu meningkatnya sumber daya manusia sejak dini, caranya dengan cegah stunting.

Penurunan kemampuan intelektual dan produktifitas yang terjadi dalam jangka lama akan menyebabkan generasi Indonesia tidak dapat bersaing dengan negara lain, dan itu merupakan kerugian besar untuk Bangsa Indonesia.

Begitu pentingnya mencegah stunting, sampai Presiden RI Joko Widodo mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 72 tahun 2021 dan menunjuk BKKBN menjadi ketua pelaksana tim percepatan stunting.

Sebagai pemateri pertama, Edmon Johan yang mewakili Wenny Haryanto dari komisi IX DPR RI memaparkan stunting merupakan kekurangan gizi pada balita  yang berlangsung lama pada 1000 hari pertama kehidupan (Sejak kehamilan hingga bayi berusia 2 tahun) yang menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.

“Dampak dari stunting akan menyebabkan meningkatnya resiko kematian, lebih rentan terhadap penyakit infeksi, beresiko mengalami penurunan kemampuan intelektual dan produktifitas serta degeneratif dimasa mendatang,” ujar Edmond Johan.

Sementara itu dr.Fajar Firdawati selaku pemateri kedua mengungkapkan Angka stunting di Indonesia saat ini adalah 24,4 persen dengan target 14 persen pada Tahun 2024.

“Untuk di Depok angka stunting berada pada 12,3 persen yang merupakan terendah di Jawa Barat,” ujar Fajar.

Fajar menambahkan 1000 hari pertama kehidupan merupakan saat yang paling menentukan dalam pencegahan stunting.

Dimana 0-6 bulan pemberian ASI ekslusif sangat dibutuhkan karena ASI eksklusif dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh balita, membuat otak balita lebih cerdas dan berat badan balita ideal.

Tak mau ketinggalan, DR.dr. Wahidin selaku pemateri ketiga memberikan tips cara pencegahan stunting  yang dapat dilakukan diantaranya :

1. Saat hamil konsumsi tablet penambah darah.

2. Penuhi kebutuhan nutrisi saat hamil, kebutuhan gizi harus terpenuhi (4 sehat 5 sempurna).

3. Ketika bayi lahir lakukan imunisasi dasar lengkap.

4. Berikan asi eksklusif 6 bulan

(Hanya memberi ASI saja ini hanya untuk ibu-ibu yang ASInya lancar dan banyak).

5. Perilaku hidup sehat

Salah satunya hindari rokok dalam keluarga, setelah BAB dan sebelum makan cuci tangan secara bersih, jangan biasakan anak tidak pake celana dalam duduk ditanah, dirumah harus ada MCK)

6. Terus pantau pertumbuhan anak dengan cara dibawa ke puskesmas, posyandu dengan diukur tinggi badan, lingkar kepala dan berat badannya.

“Jumlah penduduk dunia 8 Milyar, penduduk Indonesia 270,2 juta, penduduk Jawa Barat 48,27 juta, penduduk Kota Depok 2,4 juta, Provinsi Jawa Barat rata-rata pertahun bertambah 520 ribu, artinya Provinsi Jawa Barat setiap tahun bisa melahirkan 3 kabupaten baru, luar biasa, pertanyaannya adalah apakah kualitas kita juga sudah luar biasa?, bisa dibayangkan kalau generasi tersebut terkena stunting, tidak produktif, sakit-sakitan, dan lemah berfikir/tidak cerdas” papar Wahidin.

“Strategi sederhana menghindari dari semua itu pertama dari hulu, akar permasalahan stunting ada di ibu-ibu dan bapak-bapak, maka kalau anaknya tidak mau stunting maka harus diperbaiki dengan cara mempersiapkan diri mulai dari sebelum menikah, 3 bulan sebelum menikah harus di cek dulu, sebagai contoh kalau ada calon pengantin wanita kekurangan darah/animea, maka harus diobati dulu, untuk calon pengantin laki-laki sperma diproduksi hari ini merupakan 73 hari sebelumnya, supaya spermanya bagus disarankan tidak merokok, dan minum vit  yang banyak zinknya” jelas Wahidin.

Melanjutkan paparan sebelumnya Wahidin menjelaskan calon pengantin yang mau menikah, harus disiapkan, dipastikan calon pengantinnya harus sehat.

Fase kedua yang harus diperhatikan pada saat mengandung harus mendapatkankan asupan gizi yang baik, fase ketiga ketika anak telah lahir, asupan makannya harus diperhatikan gizi yang baik,  perkembangan otak 80% sampai usia dua tahun selanjutnya adalah sisa nya, maka harus benar-benar di fokuskan di 1000 hari pertama kehidupan untuk mencapai cita-cita pada tahun 2045 menjadi Indonesia emas

Terakhir pemateri dari DP3AP2KB Depok, Epi Ardini menjelaskan pentingnya fungsi pendampingan keluarga dalam mengaping dan mengedukasi masyarakat.

“Sew di rumahbagai contoh adalah sosialisasi 8 fungsi keluarga yaitu 1. Fungsi Agama, 2. Fungsi Sosial Budaya, 3.Fungsi Cinta Kasih, 4.Fungsi Perlindungan, 5. Fungsi Reproduksi, 6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan, 7. Fungsi Ekonomi, 8. Fungsi Pembinaan Lingkungan dapat pula mencegah stunting” jelas Epi. 

 

 

 

 

 

 

 

 

  • Bagikan