Jembatani UKM Raih Pasar Mancanegara, Artajasa Gelar Webinar

  • Bagikan

Edisi.id- Jakarta, Artajasa menggelar webinar Empowering UMKM Indonesia seri kedua bertajuk “Utilizing Technology to Empower Indonesia’s SME” pada Senin, 6 September 2021 lewat platform Zoom. Dengan menghadirkan narasumber Filianingsih Hendarta selaku Asisten Gubernur/Kepala
Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Widjayanto Djaenudin selaku
Chief Operation Officer LinkAja, dan Teddy Sis Herdianto selaku Direktur Teknologi Informasi
dan Operasional Artajasa. Webinar ini dihadiri sekitar 200 peserta lintas sektoral di seluruh
Indonesia.

PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) ini merupakan pionir dalam pasar transaksi
elektronis di Indonesia, khususnya penyedia jaringan infrastruktur bagi perbankan. Didirikan
pada 10 Februari 2000, Artajasa menciptakan produk dan layanan transaksi pembayaran
yang sangat fleksibel diaplikasikan di setiap level unit bisnis. Selain itu, Artajasa menjamin
tingkat keamanan, integritas dan pemantauan yang tinggi untuk semua level dan jenis
transaksi yang dioperasikan.

Filianingsih mengungkap adanya potensi UKM Indonesia menuju pangsa pasar global yang
cukup tinggi “Pertumbuhan transaksi digital dari tahun 2019-2020 bahkan disaat pandemi,
bukan hanya itu adanya pemain-pemain baru seperti e-commerce, uang elektronik, dan
QRIS yang bertumbuh pesat penggunaannya. Pemain besar jika ingin transformasi juga harus
memulai digitalisasi supaya tidak left behind.” tandas Filianingsih pada sesi Entering the
Global Market through E-Commerce yang dilaksanakan secara virtual melalui kanal Zoom
(6/9/2021).

Pihaknya juga mengungkap transaksi digital banking terus tumbuh di triwulan dua tahun ini,
mencapai 9,7 triliun atau meningkat sekitar 57% year on year. Demikian juga dengan uang
elektronik yang mencapai 70,7 triliun atau pertumbuhannya sekitar 48%.
Sementara QRIS (Quick Response Indonesian Standard) meningkat secara signifikan tahun ini
mencapai 5,6 triliun atau tumbuh sekitar 366%, yang saat ini mencapai 9,4 juta merchant.

Tak dipungkiri penggunaan aplikasi dompet digital turut menjadi solusi mutakhir para UKM
untuk memudahkan transaksi jual belinya,

Sementara itu, Widjayanto Djanudin menegaskan, pentingnya digitalisasi bagi kelangsungan
dan perluasan bisnis UMKM di Indonesia disinyalir dari banyak sekali keuntungan dalam
pelaksanaan digitalisasi. Saat ini Link Aja fokus ke segmen menengah dan UMKM, kota-kota
tier 2 dan 3. Link Aja juga telah mengoperasikan Link Aja Syariah dalam mendukung ekonomi
syariah di Indonesia.

FOTO : paparan dari LinkAja oleh Widjayanto Djaenudin via Zoom

“Saat ini, terdapat 13,7 juta UMKM telah menggunakan platform digital. Tantangan yang
saat ini sedang dihadapi UMKM Indonesia saat ini diindikasi adanya keterbatasan akses
terhadap informasi, layanan keuangan, peluang usaha baru, dan terhadap permodalan
dimana solusi digital harus mampu memberikan manfaat dari keterbatasan yang ada.” tegas
Widjayanto.

Sejalan dengan pernyataan tersebut, Teddy Sis Herdianto mengulas peran Artajasa dalam
mendukung digitalisasi secara aman dan pentingnya kelihaian dan keamanan dalam
digitalisasi untuk kelompok menengah dan UMKM untuk menunjang perluasan pasar dari nasional ke global, “Peluang yang ada terkait Go Digital selain perluasan pasar yaitu juga
meningkatkan efisiensi & kemudahan dalam menjalankan bisnis beriringan dengan adanya
tantangan dalam menguasai digitalisasi secara seksama supaya dampak digitalisasi bisnis
dapat memberikan dampak baik ke ekosistem UMKM tersebut.” ungkap Teddy.

Kementerian Koperasi dan UKM RI menargetkan 30 juta UMKM Go Digital tahun 2024 mendatang
menyusul kenaikan digitalisasi pada UMKM yang telah digitalisasi yaitu sebesar 21% sampai
tahun ini.

Dalam hal itu, Sebagai perwakilan atau disposisi dari Johnny G. Plate Menteri Komunikasi dan Informatika RI yang berhalangan hadir, Dedy Permadi, selaku Staf Khusus Menteri Bidang dan SDM/Juru Bicara Kementerian Kominfo menjelaskan, Potret UMKM Indonesia 81% belum mengenal ruang digital dalam mengoptimalkan peluang bisnisnya. Peluang UMKM bertransformasi menjadi digital on board dapat menyumbang resiliensi UMKM di tengah pandemi. Hal ini didukung dengan adanya 35% kenaikan pengiriman barang di tahun 2021 terkait dengan penjualan online.

Penggunaan teknologi di ranah bisnis yang kian kompetitif menuntut para pelaku usaha
untuk mengambil langkah hebat dalam beradaptasi pada penggunaan teknologi. Hal ini
dalam rangka menunjang sistem operasi perusahaan yang efektif dan efisien guna
memaksimalkan keuntungan perusahaan.

  • Bagikan