Depok | Edisi.id – Haryanto Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Depok menyebut, bahwa sektor pariwisata sejatinya memiliki andil yang besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan segala keagungan wisata yang dimiliki, maka sudah seharusnya potensi yang ada itu bisa digali dan dikembangkan.
Hal tersebut dikatakannya, menyambut baik rencana Walikota Depok yang akan segera merealisasikan kawasan ‘Heritage’ yang berada di Jalan Pemuda, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok beberapa waktu lalu.
“Wilayah Kelurahan Depok merupakan gudang sejarahnya Kota Depok, dan kawasan ‘Heritage’ di pusat kota ini harus dilestarikan serta dikelola dengan baik agar nilai sejarahnya tidak rusak dimata dunia”, ucap Ketua LPM Kelurahan Depok, Minggu 6/4/2025.
“Oleh karena itu, kami LPM Kelurahan Depok siap bersinergi dengan adanya rencana Walikota Depok untuk merevitalisasi kawasan ‘Heritage’ Depok Lama sebagai tempat wisata sejarah dan sebagai identitas daerah, juga sebagai upaya peningkatan PAD menuju perubahan Kota Depok yang nyata”, ungkapnya.
Haryanto pun mengatakan, bahwa menurut UU No. 10 Tahun 2009, destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang terletak dalam satu atau lebih wilayah administratif, yang memiliki daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling berhubungan dan melengkapi dalam mewujudkan wilayah yang nyaman.
“Perkembangan industri pariwisata merupakan fenomena yang menarik, meskipun sektor ini sangat sensitif terhadap perubahan, baik yang bersifat internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi jumlah serta minat wisatawan untuk mengunjungi suatu wilayah Kota, Provinsi, atau daerah tertentu”, tuturnya.
“Literatur sejarah mencatat, kota Depok memang pernah menjadi Gemeente (Negara) Depok dengan pejabat Presiden pertamanya ialah Gerrit Jonathans pada 1913, dan disini pun terdapat rumah tinggal (Istana) Presiden Depok, serta tiang telepon pertama yang dibangun Belanda yang telah berdiri sejak tahun 1900, dan terletak di Jalan Kartini Depok, dan inilah nilai jual tersendiri bagi Kota Depok bagi para wisatawan”, terangnya.
Haryanto pun menilai, bahwa pemenuhan potensi pariwisata sebagai alat pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif bagi Kota Depok, memerlukan pendekatan multi-pemangku kepentingan dan multilevel yang didasarkan pada kerja sama erat antara administrasi pariwisata dan non-pariwisata di berbagai tingkatan, sektor swasta, masyarakat lokal, dan wisatawan sendiri.
“Selama 310 tahun keberadaan Kaoem Depok (Belanda Depok), baru kali ini ada pimpinan pemerintah daerah (Pemkot) yang berencana akan memberikan kepedulian khusus, bahkan berniat menjadikan wilayah bersejarah ini menjadi destinasi wisata lokal, dan ini patut diapresiasi dengan melakukan upaya masif untuk menjalin kerjasama yang terencana dengan baik”, beber Haryanto.
“Warisan perkotaan (Urban Heritage) yang merupakan tinggalan budaya masa lalu berupa bangunan-bangunan gedung maupun kawasan peninggalan sejarah dan purbakala, adalah aset daerah yang dapat diandalkan sebagai identitas daerah”, imbuhnya
“Oleh karenanya, saya mengimbau kepada seluruh warga Kelurahan Depok khususnya mari bersama Walikota Depok kita bangun pusat Kota dengan baik dan benar untuk kemaslahatan bersama”, tandas Haryanto.(Arifin)
