Hindari 3 Kebiasaan Agar Anak Tidak Obesitas

  • Bagikan

Edisi.id – Berdasarkan indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, sebanyak 18,8 persen anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan, dan 10,8 persen mengalami obesitas. Dari data global, ada sekitar 300 juta orang mengalami obesitas dan 20 persen di antaranya anak usia 5-12 tahun.

Berikut kebiasaan yang buat anak obesitas :

Jajan

Harus diakui membeli makanan dari layanan pesan-antar ojek daring memang mudah dan menyenangkan. Namun di balik kemudahan ini, tersimpan aneka makanan yang tinggi kalori. Tidak jarang, anak pun turut kebiasaan orang tua mengonsumsi makanan tinggi kalori terutama makanan yang dibeli.

Hen Parcha Rilis Lagu Kau Pelita Hidup Ini, Disebut-Sebut The Next Charles Hutagalung

Kurang Latihan Fisik

Sebelum pandemi, anak bebas bermain di luar rumah. Bahkan orang tua tidak segan mengajak anak berolahraga bersama tiap akhir pekan. Saat pandemi situasi kini berubah, mobilitas di luar rumah terbatas.

Menurut dokter spesialis anak dan konselor laktasi di RS Pondok Indah, Puri Indah, Jeanne-Roos Tikoalu, kurang aktivitas fisik berperan dalam memupuk kelebihan berat badan atau obesitas pada buah hati.

Kurang Nilai Gizi

Orang tua merasa sudah memberikan yang terbaik buat anak mulai dari makan cukup sampai pemenuhan kebutuhan vitamin demi daya tahan tubuh. Hanya saja, kata Jeanne-Roos, orang tua kurang memahami pemenuhan gizi seimbang buat anak. Padahal makan tidak boleh asal kenyang.

Asupan makanan harus memenuhi kebutuhan gizi termasuk makronutrien dan mikronutrien. Ada tiga sesi makan besar atau makan utama dengan makan selingan biasanya satu atau dua kali.

Makan selingan atau snacking tidak boleh sampai mengganggu makan utama. Kerap terjadi anak diberi camilan tinggi gula sehingga malas mengonsumsi makanan utama. Akibatnya, kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi.

-nabillawidya

  • Bagikan