Edisi.Id – Sebanyak 1.991 Tim atau 5.973 kader/nakes Tim Pendamping Keluarga (TPK) diminta Inspektur utama BKKBN RI, Ari Dwikora Tono untuk semakin terampil memberikan pelayanan pendampingan, sehingga dapat berkontribusi terhadap penurunan prevalensi stunting di Jawa Barat menjadi 14% di tahun 2024.
Hal ini diungkapkan Ari Dwikora Tono secara langsung kepada seluruh Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kec. Tarogong Kaler dan Kec. Tarogong Kidul yang hadir dalam kegiatan Orientasi TPK di Kabupaten Garut, (13-15/03/2024).
Tampak turut mendampingi dalam kegiatan tersebut epala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Fazar Supriadi Sentosa dan Kepala DPPKBPPPA Kabupaten Garut, Yayan Waryana.
Berdasarkan Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, salah satu prioritas kegiatan yang termuat adalah mengenai pelaksanaan pendampingan keluarga berisiko stunting, pendampingan semua calon pengantin/calon pasangan usia subur (PUS) dan surveilans keluarga berisiko stunting. Maka dibentuklah Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari Bidan, Kader PKK dan Kader KB untuk memperkuat pelaksanaan pendampingan keluarga di seluruh wilayah.
Selain di Kabupaten Garut, kegiatan Orientasi TPK juga berlangsung serentak di seluruh kabupaten kota se-Jawa Barat. Beberapa kabupaten telah melaksanakan orientasi sejak tanggal 26 Februari 2024. Ditargetkan seluruh kegiatan orientasi ini selesai pada tanggal 22 Maret 2024.
Semoga pada bulan berikutnya para TPK siap melakukan pendampingan dengan lebih berkualitas.