Smpit Pesantren Nururrahman Adakan Workshop Penyusunan Perangkat Bahan Ajar Bersama Dr Awalludin & Irma Nurul Fatimah S.T

  • Bagikan

Edisi.id – Depok- Salah satu penentu kesuksesan dalam kegiatan pembelajaran adalah disiapkannya bahan ajar serta perangkat pembelajaran dengan baik.

Bahan ajar adalah materi pembelajaran untuk membahas satu pokok bahasan, dapat berupa cetak (artikel, komik, infografis) maupun noncetak (audio dan video), sedangkan Perangkat pembelajaran merupakan alat untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran.

Perangkat pembelajaran menjadi pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium atau di luar kelas.

Mempersiapkan Tahun Ajaran Baru 2024-2025, SMPIT PESANTREN NURURRAHMAN mengawali dengan kegiatan Workshop Penyusunan Perangkat Bahan Ajar pada Jumat-Sabtu, 19-20 Juli 2024 di Aula sekolah.

Mulanya dilantunkan ayat suci Alquran sebagai pembuka kegiatan. Dilanjutkan sambutan dan pengarahan oleh kepala sekolah, Bapak H Achmad Fauzan, Lc, MM Kemudian kegiatan inti dengan pemateri ust. Dr. Awaluddin Faj, M.Pd dan Irma Nurul Fatimah, ST.

Peningkatan kualitas guru dalam pembelajaran penting untuk dilakukan. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Apabila guru memiliki kualitas yang baik, maka proses pembelajaran juga akan menjadi baik. Kualitas peserta didik juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya kualitas guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.

Maka Dr Awaluddin Faj, M.Pd menyampaikan kalimat at-thariqah ahammu mina-l-maddah tentunya sudah tidak asing lagi. Metode lebih penting dari materi. Materi apapun yang disampaikan, jika menggunakan metode yang benar, maka akan dapat diterima para siswa dengan baik. Sebaliknya, materi yang telah dipersiapkan dengan matang, akan menjadi hampa, tanpa metode yang baik.

Metode memang berpengaruh, namun tidak mutlak, yang berpengaruh adalah the man, manusianya, orangnya, al-mudarris nafsuhu (‘guru itu sendiri’). Tak berhenti pada kata guru, ada sesuatu yang lebih penting dari itu, yakni jiwa seorang guru, the soul, atau ruh al-mudarris.

Memang at-thariqah ahammu mina-l-maddah, namun al-mudarris (‘guru’) jauh lebih penting dari sekadar thariqah (‘metode’). at-thariqah ahammu mina-l-maddah, wa al-mudarris ahammu mina-t-thariqah, wa ruhu-l-mudarris ahammu mina-l-mudarris nafsihi. Ungkap Konsultan Pendidikan Alumni Gontor ini

  • Bagikan