Depok | edisi.id – Pemerintah Kelurahan Depok Jaya melalui Tim Penggerak PKK menggelar sejumlah perlombaan yang melibatkan 14 RW, mulai dari Gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana (GKSTTB), Perlombaan PAAREDI, Gerakan Gemar Membaca (GGM), hingga Lomba Menu PMT Balita. Agenda ini berlangsung selama tiga hari, sejak Selasa hingga Kamis, dengan memperebutkan Piala Lurah Depok Jaya sebagai penghargaan simbolik sekaligus pemicu semangat kolektif warga.
Selain piala, panitia juga menyiapkan uang pembinaan untuk tiap kategori lomba, yakni Rp.1 juta bagi Juara Pertama, Rp.750 ribu bagi Juara Kedua, dan Rp.500 ribu bagi Juara Ketiga. Seluruh perolehan terbaik kemudian diakumulasi untuk menentukan RW mana yang berhak menyandang predikat Juara 1, 2, dan 3.
Lurah Depok Jaya, Herliana Maharani.S.STP (Elin) menegaskan, bahwa kegiatan ini tidak boleh dipandang sekadar sebagai seremoni tahunan. Menurutnya, lomba PKK harus dimaknai sebagai instrumen strategis untuk pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkelanjutan.
“Kami ingin menghadirkan sebuah gerakan kolektif yang tidak berhenti pada kompetisi, tetapi menjadi kebiasaan hidup sehari-hari. GKSTTB, misalnya : bukan hanya untuk memenuhi target lomba, tetapi menanamkan kesadaran bahwa keluarga adalah unit pertama yang harus siap menghadapi ancaman bencana, baik alam maupun sosial”, ujar Lurah Depok Jaya, Selasa (16/9/2025).
Elin juga menyoroti Lomba PAAREDI yang menyasar isu perlindungan anak dan remaja. Ia menilai, problem kekerasan, pengabaian, maupun diskriminasi tidak cukup direspons melalui regulasi hukum, melainkan harus diimbangi dengan intervensi sosial berbasis keluarga.
“Ketahanan bangsa di masa depan tidak hanya ditentukan oleh infrastruktur fisik, tetapi juga oleh kualitas hubungan sosial di dalam keluarga”, ungkapnya.
Dalam dimensi literasi, Lomba Gerakan Gemar Membaca (GGM) dihadirkan sebagai upaya membangun budaya kritis di masyarakat. Elin menekankan, di tengah derasnya arus globalisasi dan disrupsi digital, literasi tidak boleh direduksi hanya sebagai kegiatan rekreatif.
“Literasi adalah pintu menuju kesadaran kritis. Membaca bukan sekadar mengisi waktu, melainkan investasi intelektual untuk masa depan”, tegasnya.
Lebih jauh Lurah yang dikenal humble ini mengatakan, bahwa tak kalah penting, Lomba Menu PMT Balita diposisikan sebagai intervensi lokal untuk menanggulangi gizi buruk dan stunting yang hingga kini masih menjadi isu serius nasional. Melalui pemberdayaan kader posyandu dan ibu-ibu PKK, warga dilatih menyajikan menu bergizi yang berkelanjutan.
“Upaya ini adalah bentuk konkret partisipasi masyarakat dalam mendukung ketahanan pangan dan kesehatan balita di lingkup keluarga”, jelasnya.
Elin kembali menegaskan, bahwa seluruh rangkaian lomba PKK adalah laboratorium sosial untuk membentuk masyarakat Depok Jaya yang sehat, cerdas, dan tangguh dalam menyongsong visi Indonesia Emas 2045.
“Indonesia Emas bukan sekadar wacana di tingkat nasional. Ia harus berangkat dari rumah-rumah warga, dari lingkungan RW, dari kesadaran kolektif untuk membangun manusia unggul, dan itulah yang kita latih melalui kegiatan ini”, tandasnya.(Arifin)
