Founder OPCI Depok Chapter Sebut, Revitalisasi Sumpah Pemuda sebagai Basis Pembangunan SDM Unggul Prabowo Subianto

  • Bagikan
Yuda Permana Founder Owner PCX Club Indonesia (OPCI) depan, bersama jajarannya.(Foto : Edisi.id)
Yuda Permana Founder Owner PCX Club Indonesia (OPCI) depan, bersama jajarannya.(Foto : Edisi.id)

Depok | Edisi.id – Dalam konteks pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045, pemuda memiliki posisi strategis sebagai ‘Agent of Change’ yang menentukan arah transformasi sosial dan ekonomi bangsa.

Founder Owner PCX Club Indonesia (OPCI) Depok Chapter Yuda Permana menegaskan, bahwa revitalisasi nilai-nilai Sumpah Pemuda menjadi kebutuhan mendesak untuk membentuk generasi yang berdaya saing, kreatif, dan berintegritas.

Menurut Yuda, Sumpah Pemuda bukan sekadar artefak sejarah, melainkan moral framework yang mengandung nilai-nilai persatuan, kerja kolektif, dan tanggung jawab sosial.

“Nilai-nilai itu tidak hanya harus dihafalkan, tetapi diinternalisasi dan diwujudkan melalui perilaku produktif yang memberi manfaat bagi masyarakat”, ucapnya.

Ia menilai, pemuda masa kini harus mengalihkan energi digital dan inovatifnya dari sekadar konsumsi hiburan menjadi penciptaan nilai sosial dan ekonomi.

Dalam kerangka itu, Yuda menilai kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan pembangunan SDM unggul sebagai pilar utama pembangunan nasional memiliki kesesuaian ideologis dengan semangat Sumpah Pemuda.

Pemuda, menurut Yuda, harus menjadi pelaku dalam proses pembangunan, bukan sekadar penerima hasil pembangunan.

“Membangun SDM unggul berarti membangun manusia yang berpikir kritis, beretika, dan memiliki komitmen kebangsaan”, ungkapnya.

Yuda juga menekankan, bahwa kreativitas pemuda harus diarahkan untuk memperkuat kemandirian bangsa. Dalam pandangannya, kreativitas tanpa orientasi nilai berpotensi melahirkan disrupsi sosial dan degradasi moral.

“Kreativitas harus berakar pada kesadaran kebangsaan agar menjadi instrumen perubahan yang konstruktif”, jelasnya.

Sebagai pemimpin komunitas otomotif, Yuda melihat peran strategis komunitas sosial dalam pembentukan karakter dan etika publik.

Ia memaknai OPCI sebagai ruang pembelajaran sosial, di mana nilai disiplin, solidaritas, dan tanggung jawab dapat tumbuh secara organik.

“Komunitas otomotif bukan hanya tentang kendaraan, tetapi tentang bagaimana manusia belajar menghargai aturan, kerja sama, dan kepedulian sosial”, bebernya.

Secara sosiologis, pandangan Yuda sejalan dengan gagasan Selo Soemardjan tentang pemuda sebagai agen perubahan sosial yakni : kelompok masyarakat yang memiliki kemampuan untuk mempercepat proses modernisasi dan memediasi nilai tradisional dengan rasionalitas baru.

Dalam konteks ini dikatakannya, bahwa komunitas seperti OPCI berperan sebagai arena sosial untuk menanamkan ‘Civic Virtues’ di tengah arus individualisme digital.

Yuda kembali menekankan, bahwa pembangunan SDM unggul bukan hanya persoalan teknokratis atau akademis, melainkan juga moral dan kultural.

Pemuda yang cerdas tanpa moralitas publik, katanya, berisiko kehilangan arah dalam membangun bangsa. Oleh karena itu, keseimbangan antara kompetensi, karakter, dan kesadaran etis menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan pembangunan nasional.

Menutup pandangannya, Yuda Permana mengajak seluruh pemuda Depok untuk meneguhkan kembali semangat Sumpah Pemuda sebagai etos kebangsaan yang hidup.

“Pemuda tidak boleh terjebak dalam romantisme sejarah. Mereka harus menjadikan nilai Sumpah Pemuda sebagai energi sosial untuk memperkuat karakter bangsa dan mempercepat lahirnya Indonesia Emas di masa depan”, pungkasnya.(Arifin)

  • Bagikan